Sobat Shimizu, dampak dari pemanasan global semakin jelas terlihat. Tahun 2016 lalu boleh dibilang sebagai kejadian terburuk dalam peristiwa global warming.

Menurut para ilmuwan dari US National Snow and Ice Data Centre (NSIDC), lautan es yang berada di lepas pantai Antartika dan Arktik telah mencapai rekor terendahnya pada bulan November tahun lalu. Dan hingga saat ini kita telah kehilangan es sebanyak 3,76 juta kilometer persegi. Angka tersebut di atas melebihi luas negara India. Negara yang terletak di Asia Selatan itu memiliki luas 3,28 juta kilometer persegi dan menduduki peringkat ketujuh dalam daftar negara terluas di dunia.

Lebih lanjut ilmuwan juga menjabarkan bahwa suhu di Kutub Utara naik hingga 20 derajat celcius di atas normal. Kondisi itu menjadikan tahun 2016 sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat.

Tak hanya Arktik saja yang mengami kejadian memilukan, melainkan juga Antartika. Meski relatif lebih tahan terhadap dampak kenaikan suhu dibanding Arktik, Antartika ternyata juga mengalami penurunan tercepat pada bulan November kemarin. Angka penurunan di bagian ujung bumi bagian selatan itu satu juta kilometer lebih rendah dari angka yang telah ditetapkan sebelumnya pada tahun 1986.

Seperti yang kita tahu, mencairnya lapisan es tidak memberikan dampak positif terhadap bumi. Es yang mencair akan mengalir ke laut yang akan menyebabkan permukaan air laut naik.

Saat ini kita sudah kehilangan lima pulau di Lautan Pasifik akibat permukaan air laut yang terus meningkat tahun lalu. Kita harus menyadari dampak buruk ini, dan harus memulai gerakan untuk melestarikan lingkungan. Setuju Sobat Shimizu? (National Geographic)