Sobat Shimizu, seperti yang Anda ketahui bahwa laut di dunia ini sudah sangat tercemar dengan adanya limbah sampai juga dengan sampah plastik yang menggenang di lautan pasifik. Tidak heran jika banyak kasus hewan laut yang tersangkut plastik sampai kasus kematian hewan laut akibat banyak menelan plastik bahkan mikroplastik yang sudah mencemari air laut. Ternyata, tidak hanya hewan laut yang mengonsumsi plastik, namun hewan seperti burung pun ikut merasakan penderitaan ini akibat plastik memiliki aroma yang sama persis dengan makanan. Mengapa hal itu bisa terjadi?

 Ganggang dimakan oleh krill, seekor Crustacea kecil yang merupakan sumber makanan utama sebagian besar burung laut. Karena ganggang rusak secara alami di laut, ganggang tersebut memancarkan bau belerang yang dikenal sebagai dimethyl sulfide(DMS). Dalam pemburuan burung laut terhadap krill, mereka akan mempelajari aroma belerang akan menuntun mereka kemana makanan mereka berada.

Ternyata sampah plastik yang mengambang dapat menjadikan media yang sempurna untuk ganggang tumbuh subur. Ketika ganggang tersebut terurai dan memancarkan bau DMS, burung laut akan mengikuti aroma tersebut untuk mencari krill, menurut sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di dalam Science Advances. Dibandingkan dengan memakan krill, burung laut akhirnya memakan plastik.

Jumlah sampah pada tahun 2014 sampai saat ini melonjak naik sebanyak dua kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Plastik yang mengambang terlihat sangat mirip dengan hewan laut seperti ubur-ubur yang memancing reaksi kura-kura untuk memburunya. Tidak heran jika banyak kura-kura yang harus menderita akibat plastik. Sobat Shimizu, marilah jaga lingkungan kita dengan hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya. Jangan sampai semua hewan harus menanggung akibat dari perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab.

Sumber : National Geographic