Sekitar seribu tahun yang lalu, terjadi bencana kekeringan yang melanda Meksiko dan menjadi pemicu hilangnya salah satu peradaban kuno terbesar di dunia, yakni peradaban Maya.

Sebenarnya, runtuhnya peradaban Maya telah sering dibahas oleh para peneliti dan gagasan mengenai kekeringan yang menjadi penyebab kehancurannya telah diperdebatkan selama bertahun-tahun.

Namun, sekelompok ilmuwan internasional akhirnya berhasil mengetahui kondisi iklim di semenanjung Yucatan di waktu tersebut. Mereka meneliti sampel sedimen dari danau lokal dan menemukan fakta bahwa curah hujan di sana menurun hingga 70% sebelum akhirnya peradaban Maya ditinggalkan.

Para peneliti kemudian menganalisis air yang terperangkap dalam kristal mineral gypsum yang ditemukan di danau Chichancanab untuk mengetahui dengan pasti perubahan curah hujan dan kelembapan wilayah tersebut pada ratusan tahun lalu. Penelitian tersebut berfokus kepada fakta ilmiah bahwa air yang lebih banyak menguap dari danau dan karena isotop yang lebih ringan, atau varian kimia dari air menguap lebih cepat, proporsinya yang lebih tinggi menunjukkan terjadinya kekeringan pada wilayah tersebut. Salah satu peneliti juga mengatakan bahwa metode yang mereka gunakan ini sangat akurat untuk mengetahui apakah kekeringan menjadi pemicu hilangnya peradaban Maya. Bagaimana menurut Sobat Shimizu?